Ditambahlagi masyarakat sekarang ini banyak yang menggunakan gadget tanpa kenal waktu. Seharusnya, masyarakat era ini mencontoh negara lain khususnya Eropa, di mana mereka menerapkan diet internet atau penggunaan internet yang dibatasi. televisi, koran, dan majalah. Namun seiring berkembangnya teknologi dan munculnya media baru (new media
Selamat tinggal 2020, selamat datang 2021. Setelah berbagai momen yang tidak terduga yang terjadi pada tahun 2020, mulai dari pandemi Covid-19, kebakaran di berbagai negara, sampai resesi ekonomi karena pemberlakuan dari lockdown hingga shutdown di banyak negara yang terdampak virus corona menjadi cerita yang paling banyak mewarnai sepanjang tahun 2020. Menyambut tahun yang baru ini, diharapkan tidak hanya banyak hal baru yang positif terjadi di tahun ini tapi juga berbagai prediksi mengenai apa yang akan tren di tahun baru ini adalah tradisi tahunan yang tidak bisa lepas setiap tahunnya. Mulai dari pembahasan tren make up, fashion sampai makanan akan banyak mewarnai tahun 2021 sampai beberapa minggu kedepan dan tentu saja tidak ketinggalan yaitu tren teknologi internet. Sejak masa pandemi Covid-19 menghampiri banyak negara, internet pun menjadi penopang utama segala kegiatan mulai dari pendidikan sampai bisnis selama musim pandemi. Jadi tidak aneh dong jika pembahasan mengenai tren teknologi internet untuk 2021 juga layak untuk dijadikan bahan obrolan bersama rekan-rekan sejawat kamu. Ini dia tren teknologi internet yang diprediksi semakin bersemi di 2021 yang Cermati sudah dirangkum dari berbagai sumber Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya! Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik! 1. Cyber Security Makin Relevan selama pandemi berlangsung, keamanan siber menjadi semakin relevan dan dibutuhkan. Telah banyak laporan yang menyatakan telah terjadi peningkatan serangan siber di seluruh dunia selama pandemi dalam jumlah yang besar. Tidak pandang bulu, berbagai data yang diserang oleh para pelaku cyber crime ini tidak hanya data pribadi saja tapi juga sejumlah website dan e-commerce besar. Apalagi saat pandemi seperti ini dimana terdapat kebijakan pemerintah yang mengimbau beberapa sektor perusahaan yang melakukan sistem bekerja dari rumah. Dengan sistem bekerja dari rumah ini sangat penting bagi perusahaan untuk memperkuat jaringan dan meningkatkan strategi keamanan siber, dan memperluasnya ke jaringan rumah dan perangkat seluler untuk bekerja dari rumah. 2. Belanja di E-commerce Bisa Lewat Media Sosial Semakin meningkatnya kebutuhan berbelanja online membuat beberapa media sosial, misalnya Instagram dan WhatsApp yang menyematkan pilihan berbelanja pada fitur-fiturnya. Bisa jadi di tahun 2021 nanti kita bisa saja menjadi saksi adanya live video shopping. Dimana kegiatan jual-beli sebuah e-commerce bisa dilakukan via media sosial. Dengan memanfaatkan fitur akun khusus bisnis pada setiap media sosial kegiatan belanja online kedepannya akan semakin canggih dan mulus. Baca Juga Welcome 2021, Cek Peruntungan Karir dan Keuanganmu di Tahun Ini 3. Konsultasi Kesehatan dan Penyakit Cukup dalam Genggaman Mengikuti imbauan pemerintah mengenai pengurangan kegiatan keluar rumah dan mengutamakan penggunaan internet sebagai media utama untuk pemenuhan kebutuhan dan keperluan juga berlaku untuk konsultasi kesehatan dan penyakit. Mengingat rumah sakit merupakan tempat paling rawan tertular penyakit dan virus. Urusan konsultasi kesehatan hingga pengobatan dengan Dokter umum sampai spesialis pun diutamakan melalui aplikasi kesehatan online seperti alodokter, Halodoc, Hi Dok, Yes Dok, PakDok dan masih banyak lagi. Dengan masi berlanjutnya musim pandemi dan diprediksi masih akan berlanjut selama tahun 2021, bisa dikatakan tren konsultasi kesehatan dengan Dokter melalui aplikasi online masih akan banyak dipilih sebagai pengganti kunjungan langsung ke Rumah Sakit. 4. TikTok Masih Jadi Aplikasi Media Sosial Paling Sensasional Kepopuleran aplikasi dari negara bambu Cina, TikTok di tahun 2021 ini diprediksi tetap menjadi primadona. Setelah menjadi platform online bagi para creator dan pecinta konten terpopuler berikutnya setelah Youtube dan Instagram, TikTok telah banyak memberikan banyak momen tidak terlupakan selama 2020 yang sepertinya akan berlangsung awet sampai tahun ini. Setelah diancam akan diblokir di banyak negara seperti Amerika, TikTok pun menjadi alat utama dalam mengekspresikan diri setiap generasi baik mulai dari yang tua sampai yang muda baik dalam isu politik sampai budaya. Jagonya dalam menciptakan tren baru di dunia media sosial, internet dan teknologi. TikTok sepertinya masih akan memberikan banyak cerita menarik selama 2021 ini. 5. Internet Masih Jadi Penopang Utama Industri Perfilman Banyaknya pemberlakukan lockdown di banyak negara dan PSBB pembatasan sosial berskala besar di Indonesia menyebabkan banyak kerugian di setiap sektor bisnis termasuk industri perfilman. Diberlakukannya penutupan sejumlah tempat rekreasi umum, bioskop di banyak tempat membuat para pembuat film harus banyak putar otak untuk tetap memproduksi film dengan hasil keuntungan yang sama dengan yang didapat dari penayangannya di bioskop, dan tentu saja media streaming berbayar menjadi pilihan yang paling menguntungkan. Aplikasi streaming berbayar seperti Netflix, Iflix, We Tv, VIU, Mola TV selama masa pandemi 2020 menjadi pilihan paling populer untuk menikmati film secara online. Bahkan pengguna Netflix di Indonesia sendiri sangat tinggi membuat Netflix menjadi aplikasi streaming berbayar paling banyak digunakan saat ini di Indonesia. Jadi, diperkirakan penayangan perdana film-film nantinya masih akan banyak dilakukan di aplikasi streaming berbayar sebagai konten original yang bisa dinikmati dimana saja tanpa perlu pergi ke bioskop lagi. Baca Juga Mau Investasi Cuan di 2021? Buruan Serok Saham Pilihan Ini 6. Bekerja dari Rumah Masih Akan Banyak Dilakukan Mengingat tidak ada yang bisa memprediksi kapan musim pandemi akan berakhir, diprediksi budaya bekerja dari rumah masih akan berlangsung sepanjang tahun 2021. Sistem bekerja dari rumah yang semakin bersemi karena pandemi ini sepertinya masih akan diterapkan oleh banyak badan usaha, terutama badan usaha yang bergerak di sektor digital. Bahkan perusahaan besar seperti Twitter dan Google saja sudah menerapkan bekerja dari rumah secara permanen untuk setiap karyawan mereka yang menginginkannya. Tidak ketinggalan, Gojek pun masih memperpanjang masa bekerja dari rumah mereka yang diperkirakan akan berlangsung sampai pertengahan 2021 nanti. Dengan banyaknya perusahaan besar yang mengaplikasikan sistem bekerja ini artinya ada kemungkinan perusahaan lainnya juga mengikuti jejak yang sama nantinya. 7. Aplikasi dengan Fitur Audio jadi Favorit Baru Pernah dengar rumor kalau ngetweet di twitter tidak usah lagi diketik cukup pake suara? Sepertinya tidak akan jadi rumor belaka lagi, dikabarkan Twitter akan segera mengaplikasikan tweeting dengan suara sebentar lagi. Masih misterius, tapi dengan bekerja sama dengan club house dan spaces. Fitur terbaru ini dikabarkan dipastikan akan diluncurkan pada tahun 2021 ini. Wah jadi tidak sabar yah! 8. Jaringan 5G yang Siap Mendunia Beberapa tahun terakhir ini kita sudah sering mendengar tentang manfaat 5G, diantaranya adalah tersedianya konektivitas dan bandwith internet yang bandel. Kita pun menjadi semakin tergantung dengan ponsel dan perangkat pintar lainnya. Perubahan perilaku ini lah yang jadi ladang bisnis baru para provider telekomunikasi. Tidak hanya individu saja saat ini, bisnis juga harus terus terhubung, dan penerapan 5G menjadi solusi penting dalam hal ini. Berdasarkan kondisi ini, maka nilai 5G akan semakin mainstream di tahun 2021. Manfaatkan secara Bijak Banyak dari tren teknologi di atas yang dampaknya bisa menguntungkan dan baik untuk kita jika kita memanfaatkannya secara positif. Untuk itu, kita sebagai pengguna juga harus bisa jago dalam urusan menyaring mana yang baik atau buruk. Jangan sampai dengan memanfaatkan teknologi internet yang sembarangan menjadi pemicu negatif untuk dirimu sendiri dan merugikan kamu baik secara materi atau non-materi. Terus berhati-hati yah, canggih boleh ceroboh jangan dong! Baca Juga Tips Ampuh agar Resolusi 2021 Kamu Jadi Nyata, Dijamin Bukan Kaleng-kaleng
3 Pertimbangan Membeli Mobil atau Rumah. Bagi yang baru memiliki keluarga kecil, sering kali merasa banyak kebutuhan yang harus dipenuhi demi kenyamanan keluarga. Misalnya saja menentukan beli rumah atau mobil terlebih dulu. Sebenarnya hal tersebut tergantung dengan kebutuhan dan prioritas masing-masing pasangan.
A pandemia causada pela covid-19 e seus efeitos em cascata provocaram mudanças profundas no mercado e aceleraram tendĂŞncias que já estavam em curso na sociedade. Diante desse cenário de incertezas, os lĂderes empresariais se perguntam “qual será o futuro dos nossos negĂłcios?”. É difĂcil chegar a uma conclusĂŁo imediata, porĂ©m isso nĂŁo significa que nĂŁo possamos nos preparar para o que está por PwC elaborou uma lista interessante de oito tecnologias essenciais para o futuro – as que mais importam para os negĂłcios em todos os setores nos prĂłximos 5 varie a estratĂ©gia de cada empresa sobre como melhor explorar e combinar essas tecnologias, Ă© certo que terĂŁo um profundo impacto global nos negĂłcios, empregados e clientes. “A velocidade e a disrupção tecnolĂłgica tĂŞm deixado lĂderes empresariais em todo o mundo preocupados, uma vez que fica cada vez mais difĂcil entender quais ferramentas adotar para reinventar os negĂłcios ou se proteger das ameaças digitais”, afirmou Denise Pinheiro, sĂłcia de Digital Risk da PwC acordo com a 24ÂŞ CEO Survey da PwC, lançada em março de 2021 – 1 ano apĂłs o surto de covid-19 ter sido declarado pandemia pela Organização Mundial da SaĂşde OMS, 38% dos lĂderes brasileiros afirmaram ter preocupação com o ritmo acelerado da evolução tecnolĂłgica, e 42% com as ameaças levantamento das oito tecnologias essenciais faz parte do projeto global Reinventando o Futuro, organizado pela PwC. Trata-se de uma iniciativa para ajudar as organizações a descobrir as possibilidades em todos os setores da economia e se prepararem para o que está por oito tecnologias essenciais que estĂŁo mudando o mundo1. BlockchainO termo blockchain faz referĂŞncia a um banco de dados digital distribuĂdo. De modo mais genĂ©rico, poderĂamos dizer que Ă© um “livro de razĂŁo digital” que utiliza algoritmos de software para registrar e confirmar transações com confiabilidade e registro desses eventos Ă© compartilhado entre várias partes, e as informações, uma vez inseridas, nĂŁo podem ser alteradas. Por causa disso, a tecnologia Ă© essencial e tem um grande potencial para inaugurar uma era de comĂ©rcio digital autĂ´nomo e mais DronesOs drones receberĂŁo grandes investimentos nos prĂłximos PwC Os drones variam muito, a depender do tamanho, da capacidade e dos propĂłsitos. Alguns sĂŁo grandes e precisam de amplas áreas para decolar como helicĂłpteros; outros sĂŁo tĂŁo compactos que cabem na palma da mĂŁo. Certos modelos sĂŁo controlados remotamente, enquanto outros apresentam atĂ© mesmo direção empresas estĂŁo usando essa tecnologia para vários objetivos, como vigilância, pesquisa, esporte, cinematografia e entregas de produtos. Entender como esses aparelhos podem impactar o seu negĂłcio faz parte do preparo para o ImpressĂŁo 3DAs principais indĂşstrias que vĂŁo tirar proveito da impressĂŁo PwC A impressĂŁo 3D cria objetos tridimensionais com base em modelos digitais superpondo ou “imprimindo” camadas sucessivas de materiais. Essa tecnologia essencial utiliza “tintas” inovadoras, como plástico, metal e, mais recentemente, vidro e madeira, tendo o potencial de transformar grandes empresas, pequenos negĂłcios e salas de estar em InteligĂŞncia artificialA inteligĂŞncia artificial promete grandes ganhos para as PwC A inteligĂŞncia artificial IA e o aprendizado de máquina se concentram no desenvolvimento de programas de computador que podem aprender, compreender, raciocinar, planejar e agir quando “bombardeados” por dados. O aprendizado de máquina traz um enorme potencial para a criação de produtos e serviços a pesquisa IA uma oportunidade em meio Ă crise, lançada em dezembro de 2020 pela PwC, a crise causada pela pandemia de covid-19 aumentou a conscientização sobre a tecnologia em muitas organizações 94% dos entrevistados acreditam que a tecnologia ajudará a criar mais oportunidades do que ameaças ao seu setor.Exemplos de inteligĂŞncia artificial e aprendizado de máquinahospitais que usam biblioteca de imagens digitalizadas para detectar e diagnosticar câncer de forma rápida e precisa;companhias de seguros que reconhecem e avaliam de forma digital e automática danos causados a veĂculos;empresas de segurança que substituem senhas digitadas de modo errado por reconhecimento de Internet das CoisasMuitas companhias já investem em Internet das PwC A internet das coisas IoT Ă© uma rede de objetos fĂsicos – como dispositivos mĂłveis, veĂculos e atĂ© eletrodomĂ©sticos – incorporados a sensores, software e conectividade de rede. AlĂ©m disso, “cada nĂł dessa teia” tem capacidade de computação que permite coletar e trocar dados, alĂ©m de agir com base neles, geralmente sem intervenção Realidade aumentadaMuitos acreditam que a RA Ă© uma das tecnologias mais disruptivas da PwC A realidade aumentada RA Ă© uma “sobreposição” visual ou de áudio no mundo fĂsico que usa informações digitais contextualizadas para ampliar a visĂŁo do usuário sobre o mundo real. Por exemplo, os Ăłculos inteligentes habilitados para a tecnologia ajudam trabalhadores de depĂłsitos a executar pedidos com precisĂŁo; fabricantes de aviões a montar aeronaves; e eletricistas a fazer poder de levar informações ao ponto de ação de maneira transparente e imperceptĂvel Ă© inegável. Essa combinação dos mundos fĂsico e virtual está abrindo um novo campo para todas as empresas Realidade virtualA realidade virtual receberá grandes investimentos nos prĂłximos PwC A realidade virtual RV elimina as limitações logĂsticas. Em uma simulação gerada por computador de uma imagem tridimensional ou de um ambiente, os usuários podem recorrer a equipamento especial para interagir com a simulação de maneira indĂşstrias de jogos e entretenimento sĂŁo a prova do valor da tecnologia que está mudando o mundo com potencial para transformar muitas outras indĂşstrias, especialmente no campo do treinamento vivencial, em que os trabalhadores podem ser colocados em situações perigosas, difĂceis ou de custo proibitivo sem os riscos associados a essas atividades no mundo RobĂłticaTendĂŞncias da robĂłtica para os prĂłximos PwC Os robĂ´s sĂŁo máquinas com capacidade avançada de detecção, controle e inteligĂŞncia, usados para automatizar, ampliar ou apoiar as atividades humanas. O mercado de robĂ´s está pronto para crescer em uma ampla gama de aplicações de serviços, que estĂŁo transformando as operações industriais e nĂŁo industriais com novos recursos que facilitam o trabalho humano em ambientes mutáveis e convergĂŞncia entre essas tecnologias que estĂŁo mudando o mundoNĂŁo basta conhecer essas tecnologias essenciais, Ă© preciso saber aplicá-las e entender como elas conversam entre tendĂŞncia mais importante que afeta essas oito tecnologias Ă© a convergĂŞncia delas para produzir soluções de negĂłcios poderosas que sejam maiores do que a soma de suas partes. A prĂłxima onda de inovação tecnolĂłgica promete multiplicar a nossa capacidade de trabalhar, de forma mais inteligente e como vai ser a convergĂŞncia entre essas oito tecnologias PwC As interfaces imersivas, por exemplo, sĂł serĂŁo possĂveis graças Ă uniĂŁo das tecnologias IA, RA, IoT, robĂłtica e RV. Essa convergĂŞncia permitirá a criação de comunicações mais naturais e sem atrito entre homem, computadores e ambientes virtuais. Elas vĂŁo utilizar atributos como toque e emoção para aproximar os usuários do mundo digital, humanizando as interações com a essa Ă© apenas uma das seis convergĂŞncias identificadas pela PwC. As outras sĂŁo automação da confiança – IA, blockchain e IoT;realidade estendida – IA, RA, IoT e RV;autonomia no trabalho – IA, RA, blockchain, drones, IoT e RV;reflexo digital – IA, RA, blockchain, drones, IoT e RV;redes hiperconectadas – IA, blockchain, drones e conhecer cada uma dessas convergĂŞncias e entender como elas moldam o nosso mundo, clique neste link.Olehkarenanya, inilah beberapa manfaat fintech yang bisa kamu rasakan dalam proses transaksinya: Contents hide. 1. Fintech dapat Meningkatkan Perkembangan Perusahaan Baru (Startup) 2. Fintech dapat Mengurangi Jumlah Pinjaman yang Memiliki Bunga Tinggi. 3. Mempermudah Layanan Finansial. 4.
Oleh Damar Juniarto* There is no return to normal, the new “normal“ will have to be constructed on the ruins of our old lives, or we will find ourselves in a new barbarism whose signs are already clearly discernible. Slavoj Žižek, 2020 FILSUF Slovenia Slavoj Žižek secara lugas menulis dalam buku terbarunya Pandemic! Covid-19 Shakes the World 2020 bahwa tidak ada jalan lain selain bersiap memasuki normal yang menafikan kemungkinan kita bisa kembali ke situasi normal. Dalam buku tersebut, Žižek mengusulkan agar segera membangun kenormalan baru di atas puing-puing kehidupan yang lama atau kita harus bersiap menghadapi barbarisme baru. Tentu pernyataan Žižek itu mengundang reaksi pro-kontra. Reaksi pro-kontra juga terjadi ketika pada 7 Mei 2020, Presiden Joko Widodo menyerukan masyarakat harus bisa berdamai dengan Covid-19 sampai vaksin ditemukan. Caranya, dengan beraktivitas normal dengan catatan tetap mengikuti aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB. Pandemi Covid-19 memberi dampak luar biasa pada kehidupan manusia secara global. Aktivitas normal hampir bisa dipastikan tidak terjadi di banyak sektor kehidupan. Hal ini terjadi di banyak tempat; tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga hingga di pelosok desa. Baca juga Normal Baru dan Transformasi Abnormalitas Semisal yang terjadi di Indonesia. Saat situasi normal, pelajar dan mahasiswa bisa berangkat sekolah dan kuliah, tapi kini harus menjalani program sekolah/kuliah dari rumah. Banyak mata pelajaran diajarkan dan diuji secara daring, terutama pada sekolah dan kampus di kota-kota besar. Sementara di tempat-tempat yang tidak terjangkau teknologi digital, guru mendatangi rumah siswa satu demi satu demi mengejar pendidikan yang harus diterima siswa. Saat situasi normal, umat beragama bisa beribadah di tempat-tempat sembahyang dan merayakan hari penting keagamaan. Namun pada Paskah bagi umat Kristiani, Waisak bagi umat Buddha, dan Idul Fitri bagi umat Islam tahun ini kita menjalani ibadah di rumah. Peribadatan dilakukan secara daring, disiarkan lewat internet streaming di platform video berbagi atau media sosial. Meski di banyak tempat, terutama di wilayah Indonesia bagian Timur, peribadatan bisa dilangsungkan lewat media komunikasi seperti televisi dan radio, dengan penayangan khusus siaran langsung dari tempat peribadatan. Saat situasi normal, para pekerja bisa mencari nafkah seperti biasa, tetapi kini menjalaninya justru dari rumah, bukan di kantor. Sedang yang bekerja di pabrik, dimodifikasi dengan datang secara bergilir. Contoh situasi-situasi tadi hanya gambaran bagaimana perubahan ekstrem terjadi di hampir semua sektor kehidupan. Saat ini, semua harus dilakukan dengan cara yang tidak seperti biasanya, malah dapat dikatakan secara abnormal, meskipun dapat dikatakan tidak semuanya baru. Mobilitas berkurang, tapi tidak semua Semasa pandemi Covid-19 ini, perusahaan teknologi digital Google merilis Covid-19 Community Mobility Report yang dapat diakses secara daring dan secara berkala dimutakhirkan. Laporan ini membantu memetakan persentase mobilitas warga berdasarkan amatan dari citra dan teknologi yang digunakan dalam produk Google Maps. Dalam laporan 13 Mei 2020, disimpulkan di Indonesia terjadi penurunan mobilitas di sektor transportasi publik minus 54 persen di bawah paduk, sektor ritel dan rekreasi seperti aktivitas di kafe, tempat rekreasi, restoran, tercatat minus 37 persen di bawah paduk, sedangkan di sektor perkantoran minus 34 persen di bawah paduk, meskipun tercatat ada ketidakstabilan grafik mobilitas akibat masih simpang siur kebijakan soal bekerja di rumah. Sajian data dari Google bisa dipilah berdasarkan sejumlah provinsi di Indonesia dan dilihat grafiknya mobilitasnya sejak Covid-19 merebak di awal Maret 2020. Baca juga Jokowi Kita Ingin Masuk ke Normal Baru dengan Kedisiplinan Lebih Kuat Dari data mobilitas warga provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat terlihat sejumlah informasi menarik. Berdasarkan laporan 13 Mei 2020, aktivitas warga Jawa Barat ke pusat perbelanjaan dan pasar untuk membeli kebutuhan pangan hanya turun 6 persen dari paduk. Hampir seperti situasi normal dan bahkan pada masa tertentu di sekitar April 2020, terlihat tidak ada perbedaan mobilitas dibandingkan dengan masa sebelum pandemi Covid-19. Kontras dengan mobilitas warga Jakarta yang merosot jauh di segala sektor. Di sektor transportasi publik, mobilitas merata minus 63 persen dari paduk sejak Maret sampai Mei 2020. Bahkan mobilitas mobil di parkiran anjlok minus 94 persen. Problem parkir di ibukota yang biasanya kerap menjadi pembicaraan di media dan warga kini jarang dipersoalkan. Kumpulan data dari Google tersebut penting untuk ditelaah ketika hendak membahas situasi seperti apa yang terjadi saat ini dan nanti. Pada 21 Mei 2020, Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat jumlah penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 973 orang sehingga totalnya menjadi Sedangkan pasien sembuh menjadi setelah ada penambahan 263 orang dan kasus meninggal menjadi dengan penambahan 36 orang. Terus meningkatnya grafik pasien dengan Covid-19 menjauhkan jawaban bahwa kita bisa segera kembali ke situasi normal segera. Apalagi menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO hingga akhir tahun 2021, diperkirakan vaksin Covid-19 belum akan tersedia. Baca juga Protokol New Normal, Penjual di Mal Wajib Pakai Masker, Face Shield, dan Sarung Tangan Oleh karena itu, ada situasi baru yang harus diantisipasi. Selama ini ada tiga skenario yang mungkin terjadi terhadap pandemi Covid-19 di Indonesia. Pertama, skenario New Normal dengan beberapa indikator sebagai berikut a. Epidemi Pemerintah berhasil mengendalikan virus dalam waktu 2-3 bulan, dengan puncaknya pada akhir April dan jumlah kasus menurun secara signifikan pada Juni 2020. Pembatasan fisik tetap dilaksanakan namun dengan kebijakan terbatas. Jumlah kasus infeksi COVID-19 diestimasi mencapai kasus. b. Ekonomi Kebijakan dari pemerintah dapat mencegah kerusakan struktural pada ekonomi; ekonomi Indonesia berhasil rebound ke level dan momentum sebelum krisis dengan level pertumbuhan PDB menurun sedikit ke level sekitar 3-4 persen. c. Bisnis Ada sedikit gangguan dalam rantai pasokan, tetapi sebagian besar bisnis masih berjalan dengan cara kerja baru new normal. Pemutusan Hubungan Kerja PHK dan kebangkrutan hanya terjadi pada sektor yang sangat terpengaruh. Kedua, skenario Disorder dengan indikator sebagai berikut a. Epidemi Virus baru berhasil dikendalikan oleh pemerintah dalam waktu 4-6 bulan, tetapi pembatasan sosial harus berlanjut selama beberapa bulan setelahnya untuk mencegah kambuhnya virus. Jumlah kasus infeksi Covid-19 mencapai atau melewati kasus. b. Ekonomi Kemerosotan konsumsi karena kebijakan karantina. Kebijakan pemerintah melalui beberapa paket stimulus ekonomi membuat krisis perbankan dapat dihindari, tetapi dikhawatirkan banyak bisnis yang sudah atau hampir bangkrut dan terpaksa mem-PHK karyawannya. Pertumbuhan PDB dikhawatirkan menurun ke sekitar angka 0–3 persen. c. Bisnis Rantai pasokan perusahaan semakin terganggu, cash buffer days sebagian perusahaan diestimasi pada posisi 50 persen penghalusan dari jumlah sebelum krisis. Ketiga, skenario Survival dengan indikator sebagai berikut a. Epidemi Pemerintah gagal mengendalikan penyebaran virus untuk jangka waktu yang lama lebih dari 6 bulan menyebabkan eskalasi pandemi hingga akhir tahun atau lebih, kemungkinan sampai vaksin tersedia dan dalam jumlah yang cukup. Jumlah kasus infeksi Covid-19 diprediksi mencapai lebih dari kasus. b. Ekonomi Kebijakan moneter dan fiskal dikhawatirkan tidak dapat memengaruhi dampak penuh dari kebangkrutan yang meluas dan tingkat pengangguran yang masif. Terdapat potensi krisis di industri keuangan dan perbankan. Selain itu, pertumbuhan PDB bisa minus, sesuai prediksi Kementerian Keuangan yang menyebut pada skenario terberat perekonomian dapat menyentuh minus 0,4 persen. c. Bisnis Terhentinya kegiatan produksi industri karena tidak didapatkan bahan baku alternatif, harga komoditas, pembangunan infrastruktur, dan cash buffer days perusahaan sudah terpengaruh secara ekstrim. Situasi baru tersebut, yang lebih tepat dinamakan “penormalan baru” - upaya untuk menormalkan segala hal yang baru, tidak terelakkan. Sejumlah hal baru selama pandemi Covid-19 terkait dengan masifnya pemanfaatan teknologi digital untuk menopang aktivitas masyarakat selama masa PSBB atau lockdown di sejumlah negara. Teknologi Informasi yang selama ini digunakan masyarakat untuk mendapatkan dan mengelola informasi adalah kebutuhan utama dalam menghadapi penormalan baru ini. Terlebih lagi, sebelumnya masyarakat sudah mengenal dengan pola kerja dari rumah work from home yang membutuhkan internet dengan kecepatan tinggi dan segala kemudahan lainnya. Bukan disrupsi, tapi normal baru Analisa terperinci dalam laporan We Are Social April 2020 yang ditulis Simon Kemp pada 23 April 2020 menarik untuk disimak. Simon Kemp menulis data dari Global Web Index mengungkapkan bahwa orang-orang di seluruh dunia telah menghabiskan lebih banyak waktu pada perangkat digital mereka sebagai akibat pandemi Covid-19. Lebih dari tiga perempat sebanyak 76 persen dari pengguna internet berusia antara 16 dan 64 di negara-negara yang disurvei mengatakan mereka telah menghabiskan lebih banyak waktu menggunakan ponsel pintar mereka dalam beberapa pekan terakhir dibandingkan dengan perilaku sebelum lockdown. Banyak orang mengatakan bahwa mereka mengharapkan kebiasaan baru mereka berlanjut setelah wabah Covid-19 berlalu. Satu dari lima pengguna internet mengatakan mereka berharap untuk terus menonton lebih banyak konten pada layanan streaming, dan satu dari tujuh 15 persen mengatakan mereka berharap untuk terus menghabiskan lebih banyak waktu menggunakan media sosial. Beberapa 'kebiasaan baru' ini murni hasil dari peningkatan waktu luang yang tiba-tiba muncul karena keharusan masyarakat untuk tinggal di dalam dari App Annie menunjukkan bahwa jumlah waktu yang dihabiskan orang menggunakan perangkat seluler selama tiga bulan pertama pada tahun 2020 meningkat 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. App Annie juga melaporkan bahwa di China - negara pertama yang memberlakukan lockdown untuk menahan penyebaran virus korona - pengguna seluler menghabiskan rata-rata 5 jam per hari menggunakan aplikasi ponsel di tiga bulan pertama tahun 2020, mewakili peningkatan 30 persen dibandingkan ke level yang terlihat pada awal 2019. Di Italia terjadi pola yang sama, dengan pengguna menghabiskan lebih dari 10 persen lebih banyak waktu di aplikasi ponsel di seluruh kuartal pertama 2020. Sementara itu, data dari Statcounter pada Maret 2020 menunjukkan bahwa perangkat seluler menyumbang lebih banyak lalu lintas situs web secara global dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu. Data terbaru ini juga mengungkapkan bahwa 52 persen permintaan halaman situsweb pada bulan Maret 2020 berasal dari ponsel, mewakili peningkatan relatif lebih dari 6 persen dibandingkan dengan 48,9 persen yang dilaporkan pada Maret 2019. Secara kontras, akses lalu lintas situsweb dengan komputer turun dari 47 persen pada Maret 2019 menjadi 45,3 persen pada Maret 2020. Namun kenaikan konsumsi dari aktivitas digital dan lalu lintas situs web secara global berimbas di banyak negara pada penurunan kecepatan unduhan rata-rata untuk koneksi internet lewat ponsel dan jaringan kabel yang terjadi antara Februari dan Maret 2020. Imbas paling signifikan terlihat pada kenaikan drastis kunjungan pada situ sweb e-commerce. Data terbaru dari Alexa untuk peringkat situs web top dunia menunjukkan bahwa situs web e-commerce saat ini menempati 6 dari 20 tempat teratas. Mengapa kenormalan baru berbeda dengan disrupsi, kata yang selama ini erat dikaitkan dengan kebangkitan industri teknologi digital Salah satu alasannya karena ada penurunan pemasukan pada bisnis digital yang bergerak di ride-hailing, pemesanan tiket transportasi, travel dan liburan, seiring dengan penerapan kebijakan PSBB dan lockdown. Namun data resmi dari perusahaan-perusahaan teknologi digital terkait belum bisa diperoleh dan disajikan. Kontradiksi dan tantangan di Indonesia Melihat ketergantungan kehidupan masyarakat selama masa pandemi Covid-19 pada teknologi digital dan tampak akan terus berlanjut pada kenormalan baru pasca krisis Covid-19, maka secara ideal dibutuhkan sejumlah kondisi yang menjamin hak-hak digital warga. Dalam hal akses informasi, idealnya tersedia akses untuk semua. Yang dimaksud dengan akses untuk semua adalah setiap warga mampu mengakses dan menggunakan teknologi digital. Namun faktanya di Indonesia, negara pengguna internet kelima tertinggi di dunia, menurut Survei APJII 2019 jumlah pengguna Internet mencapai sekitar 171,17 juta atau 64,8 persen dari total populasi Indonesia sebanyak 264 juta jiwa penduduk. Sisanya adalah warga Indonesia yang tidak memiliki akses informasi terhadap teknologi digital. Data Kemkominfo 2018 menunjukkan bahwa pengguna Internet Indonesia 72,41 persen berada di daerah perkotaan. Warga di Pulau Jawa terpapar internet 57,70 persen, sedangkan yang terendah, Bali-Nusa 5,63 persen dan Maluku-Papua 2,49 persen. Menilik dari kualitas jaringan 4G yang tersedia, juga terlihat ada ketimpangan yang cukup merisaukan. Temuan dari OpenSignal, perusahaan swasta yang khusus memetakan cakupan nirkabel secara global, menunjukkan ada kesenjangan konektivitas antara wilayah perkotaan yang padat penduduknya dengan daerah pedesaan berpenduduk jarang. OpenSignal menggunakan data sensus dari Badan Pusat Statistik BPS untuk mengklasifikasikan kabupaten dan kota ke dalam lima kategori berbeda, berdasarkan kepadatan penduduk. Kategori pertama satu hingga 50 orang per kilometer persegi. Kategori kedua, 50-100 orang per kilometer persegi. Kategori ketiga, 100-300 orang per kilomter persegi. Kategori keempat, orang per kilometer persegi. Terakhir, lebih dari orang per kilometer persegi. OpenSignal menemukan bahwa sementara pengguna di daerah berpenduduk padat kategori kelima dapat terhubung ke layanan 4G hingga 89,7 persen dari waktu, pengguna di daerah berpenduduk paling jarang kategori pertama dapat terhubung ke sinyal 4G hanya 76 persen dari waktu – selisih 13 persen. Ketika OpenSignal memeriksa waktu yang dihabiskan pengguna yang terhubung ke semua jaringan data seluler gabungan layanan 3G dan 4G, perbedaan ini berkurang tetapi tetap ada. Ketersediaan 3G/4G turun 10,3 persen dari 96,3 persen di daerah berpenduduk padat kategori lima menjadi 86 persen di daerah berpenduduk jarang kategori pertama. Kesenjangan digital bukan hanya perkara pemerataan internet semata. Riset World Wide Web Foundation 2015 menunjukkan ketimpangan akses juga dialami oleh perempuan. Di kalangan kelas sosial bawah di perkotaan, hanya 20 persen perempuan Indonesia yang dapat menikmati akses internet, itupun dengan ponsel pinjaman dari suami. Bila warga yang tidak beruntung ini the underprivileged people tidak mampu mengakses informasi dengan teknologi digital selama pandemi Covid-19 dan nanti saat normal baru, maka sama saja dengan meninggalkan mereka untuk terperosok ke jurang terdalam dan mati perlahan tidak ditolong karena terkena virus korona. Dalam hal demokrasi digital, idealnya di ranah daring tercipta percakapan yang setara bagi semua warga. Namun dengan masih terjadinya polarisasi komunikasi yang terkait dengan tribalisme politik sehingga muncul kubu-kubu antara yang sepakat lockdown dan menentang lockdown. Antara yang mengedepankan ekonomi dan kesehatan, dan penggelontoran opini dengan pengerahan pendengung dan manipulasi platform dan informasi, iklim demokrasi yang mengemukakan cara berkomunikasi yang beradab tidak terbentuk. Dalam hal keamanan, idealnya warga bebas dari ancaman dan rasa takut. Namun kenyataannya warga dibayang-bayangi oleh praktik mass-surveillance, baik itu terkait kesehatan Covid-19 dengan pemantauan contact tracing lewat aplikasi dan digital fencing, yang diselenggarakan negara dan non-negara. Selain itu, ada patroli siber yang dilakukan oleh aparat negara untuk memantau pelanggaran pidana. Acuan dari patroli siber ini adalah Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1100/IV/ yang ditandatangani Kepala Bareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo tertanggal 4 April 2020. Surat telegram tersebut dibuat dalam rangka penanganan perkara dan pedoman pelaksanaan tugas selama masa pencegahan penyebaran Covid-19 dalam pelaksanaan tugas fungsi reskrim terkait perkembangan situasi serta opini di ruang siber dan pelaksanaan hukum tindak pidana siber. Berdasarkan data Kepolisian Republik Indonesia sampai 14 Mei 2020, terdapat 103 kasus pemidanaan selama Covid-19. Polda Metro Jaya menangani 14 kasus. Polda Jawa Timur 12 kasus, Polda Riau 9 kasus, Polda Jawa Barat 7 kasus, serta Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim 6 kasus. Sisanya 55 kasus ditangani oleh jajaran kepolisian daerah. Organisasi regional yang fokus memperjuangkan hak-hak digital di Asia Tenggara Southeast Asia Freedom of Expression Network/SAFEnet menilai dalam penerapannya pemidanaan selama masa Covid-19 kontraproduktif. Terutama bila melihat 46 kasus yang terdokumentasi. Banyak upaya hukum yang dilakukan atas dasar memberikan keadilan punitif agar menimbulkan efek jera. Meski sebenarnya dalam perspektif SAFEnet, yang lebih baik didorong adalah keadilan restoratif dalam bentuk pembinaan dan pemberian informasi yang mendidik mengenai kondisi Covid-19. Selain itu, warga selama ini cemas atas terjadinya praktik peretasan digital digital breach yang terjadi belakangan. Peretasan data dan peretasan perangkat terjadi, baik kepada perusahaan-perusahaan digital seperti Tokopedia, Bhineka, Bukalapak dan kepada sejumlah warga yang menggunakan aplikasi pengirim pesan WhatsApp memperlihatkan aspek kerentanan yang perlu segera dimitigasi oleh semua pihak terkait. Sejumlah rekomendasi Untuk mengatasi tantangan-tantangan dan menjadi persoalan serius bila tidak kunjung diatasi, setidaknya ada sejumlah rekomendasi yang ditujukan kepada negara, pihak swasta, dan warga untuk diajukan. Rekomendasi kepada Negara Akses Informasi• Negara mengalokasi anggaran dan membangun BTS terutama di jaringan infrastuktur Palapa Ring Timur.• Negara membuat kebijakan dan anggaran bagi warga yang kurang beruntung. Demokrasi• Negara perlu memastikan proses komunikasi politik berlangsung dua arah di daring.• Kebijakan yang dibuat perlu tetap memperhatikan masukan dari masyarakat. Keamanan• Negara mengedepankan kebijakan keadilan restoratif daripada keadilan punitif.• Negara mengeluarkan UU yang melindungi hak-hak digital atas privasi dan keamanan Rekomendasi kepada Pihak Swasta Akses Informasi• Perusahaan telekomunikasi memastikan kebutuhan bandwith international memadai dengan memperbesar kapasitas.• Perusahaan teknologi dan content provider menurunkan bitrate sehingga beban kapasitas tidak membengkak• Perusahaan teknologi membuat akses point lokal CDN dan layanan berbasis server lokal untuk mengurangi beban international bandwith. DemokrasiPihak perusahaan teknologi terlibat aktif mengurangi manipulasi informasi dan platform KeamananPihak swasta meningkatkan keamanan bagi pengguna dari ancaman peretasan dan pemanfaatan data pribadi yang ilegal. Rekomenasi kepada warga Akses Informasi• Warga secara mandiri menyediakan internet di daerah yang minim infrastruktur digital• Memperkuat solidaritas bagi warga yang kurang beruntung Demokrasi• Warga menumbuhkan percakapan yang beradab• Warga belajar literasi digital untuk memilah informasi akurat• Warga meruntuhkan kubu-kubu yang ada di platform media sosial karena tidak menumbuhkan iklim demokratis KeamananLiterasi keamanan digital agar warga belajar untuk meningkatkan keamanan digital diri sendiri lewat pelatihan dan peningkatan kapasitas diri. * Damar Juniarto, Penulis adalah Direktur Eksekutif SAFEnet/Southeast Asia Freedom of Expression Network, alumni IVLP 2018 Cyber Policy and Freedom of Expression Online, penerima YNW Marketeer 2018 kategori Netizen Award. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Paraahli percaya teknologi-teknologi yang akan hadir ini akan relevan, setidaknya selama lima tahun ke depan. 1. Internet of Behavior (IoB) Internet of Behavior (IoB) adalah tren yang sedang berkembang.