Sayangnyaada yang tidak berubah meski RSUD yang menghabiskan anggaran sekitar Rp150 miliar diklaim RSUD termegah di Sumatera Barat tersebut. Kemegahannya, sedikit terganggu TANGERANG, - Pedagang di Pasar Rubuh, Petir, Cipondoh, Tangerang, mengeluhkan kondisi tumpukan sampah yang memakan bahu Jalan KH Ahmad Dahlan. Pasalnya, keberadaan tumpukan sampah itu membuat arus lalu lintas menjadi macet dan berdampak pada aktivitas jual beli di kios pedagang."Kadang kalau mau lewat itu kan susah, buat orang mau belanja apa itu kan susah, macetnya ini kan bertumpuk-tumpuk," kata pedagang sayuran bernama Nur Laela 43 saat ditemui di lokasi, Selasa 6/6/2023. Baca juga Tumpukan Sampah di Depan Pasar Rubuh Cipondoh Makan Bahu Jalan, Bikin Lalu Lintas Macet Selain itu, Nur juga mengeluhkan bau dihasilkan dari tumpukan sampah itu. Kemudian, apalagi ditambah kemacetan yang disebabkan oleh tumpukan sampah yang memakan bahu jalan. "Buat saya sih terus terang mengganggu banget. Bau, banyak lalat, terus kemacetannya. Itu menganggu banget," ucap demikian, Nur tak bisa berbuat apa-apa selain mengeluh. Sebab, ia tak tahu harus melaporkan persoalan tumpukan sampah ke mana. "Niat mau komplain mah ada, cuma enggak tahu mau komplain kemana," ujar dia. Berdasarkan pantauan pada Selasa 6/6/2023, berbagai jenis sampah yang menumpuk itu telah memakan bahu jalan sekitar dua meter. Baca juga Sengsaranya Pejalan Kaki di Trotoar Pasar Induk Cibitung, Terpaksa Mengalah dan Menahan Napas akibat Sampah Berserakan Tumpukan sampah itu berjejer sepanjang kurang lebih 20 meter. Tumpukan sampah itu didominasi oleh plastik yang berisi sampah sayuran dan sampah rumah tangga.
Dihubungiterpisah, Plt Camat Parakansalak Deden Sumpena menduga tumpukan sampah di lokasi itu akibat terbatasnya armada pengangkut sampah. Arnada itu tidak
Mengais rezeki dari tumpukan sampah. Foto Aditia Noviansyah/kumparanSetidaknya, satu orang rata -rata menghasilkan 0,7 kg sampah setiap harinya. Kini, bayangkan, berapa banyak sampah yang dihasilkan di Jakarta dengan jumlah penduduk 10 juta orang? Sering kali, sampah dipandang sebelah mata. Jargon “buanglah sampah pada tempatnya” hanya digaungkan tanpa digiatkan. Bahkan masih banyak jutaan manusia yang seakan lupa bahwa perilaku konsumerismenya telah membawa petaka baru bagi bumi pertiwi tumpukan sampah bau busuk di pojokan. Pola pikir masyarakat modern yang menuntut kemudahan memang menjadi akar masalah. Yang penting beres, katanya. Ketika sampah sudah diangkut dan membayar iuran setiap bulan, selesai sudah persoalan. Namun, pernahkan terbesit di benak Anda, ke mana sebenarnya sampah-sampah yang dibawa tukang sampah berakhir?kumparan mencoba untuk mengikuti jejak sampah kantor yang diambil oleh petugas sampah dalam dua kali sepekan. Sampah yang diangkut di kawsan Pejaten kemudian dibawa ke penampungan di Pasar Minggu, lalu dari Pasar Minggu diangkut ke Bantargebang. Berikut video perjalanannyaSampah secara rutin diambil pada pagi hari. Sampah kantor pun bercampur dengan sampah kebun, seperti daun, dahan pohon, dan tanah. Sampah yang bercampur itu kemudian harus dipisah terlebih dahulu. Plastik, botol, kardus, kertas dipisahkan dan ditaruh di dalam plastik besar. Sampah kebun ditaruh ke gerobak, lalu diinjak-injak agar gerobak muat menampung sampah ratusan pengumpulan sampah. Foto Sattwika Duhita/kumparanProses pengambilan sampah berjalan cukup lama. Hari ini, dibutuhkan setidaknya 2 jam untuk mengangkut sekitar 250 kg sampah. Pemilahan sampah-lah yang memakan waktu paling lama; 1,5 jam hanya untuk memilah sampah. Andai kesadaran kita untuk memilah sampah lebih tinggi, mungkin tidak butuh 2 jam hingga tempat sampah kembali kosong dan semua terkumpul dan dimuat dalam gerobak, sampah dibawa pergi ke daerah Pasar Minggu. Di sana, sampah dari 6 kelurahan ditampung dan didistribusikan ke tempat pembuangan akhir di Bantargebang, Jawa sampah di TPS Pasar Minggu. Foto Anggi Dwiky Dermawan/kumparanTumpukan sampah itu ditampung di bagian pojok dekat terminal Pasar Minggu. Banyak truk sampah yang sudah antre untuk mengangkut sampah-sampah yang sudah mulai menggunung dan berbau menyengat. Beberapa petugas tampak sedang memilah sampah yang baru datang. Beberapa lainnya sibuk mengeluarkan dan mengangkut sampah dari gerobak. Dalam satu hari, setidaknya 60 ton sampah datang dan ditampung di TPS Pasar Minggu.“Kalau di sini volume sampah kapasitas 761 meter kubik perharinya. Kadang kadang kita sampai 15 rit sehari, diangkut 15-16 mobil,” ungkap Abdul Hamid, petugas dari Dinas Operasional Lapangan Sudin Lingkungan Hidup Pasar Minggu. Tumpukan sampah di TPS Pasar Minggu. Foto Anggi Dwiky Dermawan/kumparanSesampainya di TPS Pasar Minggu, sampah akan dipilah. Pemilahan ini dengan memisahkan botol plastik, plastik, dan kardus. Namun sayangnya, pengelolaan sampah di TPS Pasar Minggu masih belum dibangun dengan baik.“Ya begini saja, dari warga buang ke sini aja ntar kita angkut. Kalau pengolahan bank sampah di sini belum ada pembentukan karena kawasan pasar, jadi lokasinya tidak ada,” lanjut tidak semua sampah berakhir di tempat pembuangan akhir. Mengutip diskusi bersama komunitas Greeneration yang bergerak di bidang sampah, masih ditemukan perilaku masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat, seperti di sungai, lahan kosong, bahkan di laut. Kondisi ini tentunya sangat mengkhawatirkan dan bisa merusak ekosistem di daerah maukah kamu mengikuti perjalanan sampahmu hari ini?
Saatsurvei telah dilakukan, dapat informasi bahwa sekitar lapangan Gegersuni I ini belum memiliki tempat sampah yang baik sebab terdapat beberapa sampah kecil yang ada di
- Tahun lalu, unggahan bungkus Indomie viral di media sosial. Kemasan mi instan dengan tulisan Dirgahayu Indonesia ke-55’, yang terombang-ambing di laut sampai terdampar di bibir pantai selama 19 tahun, menjelaskan tak cuma plastik adalah jenis sampah yang sulit terurai tapi juga pencemaran laut adalah problem serius di Indonesia, penyumbang terbesar kedua sampah plastik di dunia. Betapapun ada langkah global untuk mengerem pengendalian produksi plastik, dari kesepakatan hingga kampanye dan tindakan, praktiknya masih lamban dalam tingkat nasional di Indonesia. Sampah-sampah plastik itu berakhir di pantai dan teluk setelah mengalir dari sungai-sungai di Indonesia. Dari 550 sungai di Indonesia, 82 persennya tercemar dan dalam kondisi kritis, termasuk Citarum, sungai paling kotor dan paling tercemar di dunia, yang menjelma menjadi limbah terbesar di ujung timur Jawa juga Sejarah Pengelolaan Sungai Citarum & Semrawutnya Program Pemerintah Bengawan Solo Dibiarkan Sekarat, Citarum Digelontor Ratusan Miliar World Resource Institute WRI, lembaga penelitian independen yang berfokus pada perlindungan lingkungan dan kesejahteraan manusia, menyatakan 20 sungai paling polutan berada di Asia, tingkat pencemarannya mencapai 67 persen. Sekitar 86 persen sampah plastik di lautan berasal dari sungai-sungai di lalu, imbas dari Cina menyetop sampah impor plastik dari negara-negara maju, ada sekitar ton sampah plastik impor di Indonesia yang tidak diketahui dibuang ke mana, di luar beban timbunan sampah plastik domestik sekitar 9 juta juga Dilema Sampah Plastik Antara Kepentingan Lingkungan dan Bisnis Dalih Sampah Impor demi Industri, tapi Mengapa Ada Sampah Plastik? Kali Bekasi sekarat. Teluk Jakarta dipenuhi limbah styrofoam. Teluknaga di Tangerang menjadi “pantai sampah.” Sungai Mahakam, sungai terpanjang kedua di Indonesia yang membelah Kota Samarinda, tercemar parah akibat eksploitasi lingkungan oleh industri tambang, batubara, dan kayu. Badan Pusat Statistik tahun 2019 menyebut seperempat desa di Indonesia terdampak pencemaran juga "Pantai Sampah" di Pesisir Teluknaga yang Siap Mengepung Kota Privatisasi Berlapis Ruang Kota Samarinda, Mungkinkah Dipulihkan? Hikayat Sekarat Kali Bekasi Tercemar, Bau, Hitam, dan Diabaikan Bengawan Solo Tercemar World Resource Institute menyebut Bengawan Solo termasuk satu dari empat sungai di Jawa yang turut mencemari lautan. Angkanya ton sampah per tahun. Tiga sungai lain adalah Sungai Brantas Jawa Timur dengan ton sampah per tahun, Serayu Jawa Tengah dengan ton sampah per tahun, dan Progo DI Yogyakarta dengan ton sampah per tahun. WRI menaksir setidaknya 1,15 ton sampai 2,41 juta ton limbah plastik dari sungai memenuhi lautan pada 2010setiap tahun; sekitar 74 persennya pada periode Mei hingga Oktober. Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa dengan panjang sekitar 600 km yang mengalir dari pegunungan Sewu di selatan Surakarta hingga bermuara di Laut Jawa di utara Surabaya. Setiap tahun, selalu saja ada peristiwa pencemaran di Bengawan. Baru-baru ini, warga Sragen di sebelah timur Surakarta, memportes pencemaran sungai yang berdampak pada 900-an keluarga, bikin air sumur bau dan kulit gatal-gatal. Warga mendesak Gubernur Ganjar Pranowo dari PDIP, partai pemerintah, segera bertindak tegas terhadap pelaku pencemaran dari industri tekstil karena “kerusakan Bengawan Solo sudah sangat parah.” Reportase Tirto pada awal Februari menyusuri Bengawan Solo menemukan bahwa limbah industri, limbah rumah tangga, popok dan plastik, serta limbah peternakan, dari bangkai babi dan bangkai ayam, telah mencemari sungai. Kondisi itu menurut warga setempat dibiarkan tanpa solusi. "Dulu warga mencari ikan di sini, tapi sekarang sudah enggak ada. Sekarang sudah kotor. Ikan kecil-kecil saja bisa mati karena limbah," kata Suryanto, warga Sragen yang tinggal di Desa Gawan. Menumpuk saat Musim Kemarau, Mengalir ke Laut saat Musim Hujan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo mencatat curah hujan bulanan selama 2019 berkisar pada 0 mm hingga 409 mm, tertinggi saat musim hujan antara Januari-April dan Oktober-Desember. Sebaliknya, curah hujan rendah terjadi pada musim kemarau antara Mei-September, yang menyebabkan kekeringana di beberapa titik sepanjang aliran sungai. Kekeringan terparah sepanjang tahun terjadi pada bulan Juli, di antaranya di Ngawi, Pacitan, Lamongan, dan Gresik—daerah-daerah yang dilewati Bengawan kemarau membuat debit air sungai turun. Namun volume sampah dan limbah-limbah lain tetap mengalir ke sungai dan jumlahnya konstan. SHal tersebut membuat sungai menjadi lebih tercemar dan penuh timbunan sampah. “Aliran air yang seharusnya untuk memelihara sungai itu kecil sekali [ketika kemarau], dan produk limbah itu tetap. Yang harusnya kalau airnya normal bisa mengencerkan [limbah], nah ini enggak bisa karena yang fresh water makin kecil, tapi produksi limbahnya tetap,” ujar Kepala BBWS Bengawan Solo Charisal Akdian Manu kepada Tirto pada awal Februari Hulu ke Hilir Tumpukan Sampah Plastik di Sepanjang Titik Sungai Kami mengecek kualitas air Bengawan Solo saat menyusuri dari kawasan hulu di Bendungan Gajah Mungkur, Wonogiri, hingga ke kawasan hilir di Ujungpangkah, Gresik. Di setiap 12 titik, kami mengambil sampel air untuk mengecek tingkat keasamannya pH dan total zat padat terlarut total dissolved solid/TDS[2] . Kami menggunakan pH meter digital dan TDS meter digital. Saat kami ke Bendungan Gajah Mungkur, kondisi sungai di dekat pintu air dipenuhi lumpur cokelat. Tidak terlihat ada sampah plastik, hanya tumpukan kayu dan ranting di tepi sekitar menyebut endapan lumpur itu akibat pembukaan pintu air beberapa bulan sebelumnya. Tingkat pH-nya 8,1 dan TDS 72 mg/l.[3] Kami juga mengecek Kali Pepe, daerah aliran sungai Bengawan di puat Kota Surakarta, yang kanan-kirinya dibeton. Airnya bau dan hitam. Tingkat pH tercatat 8,1 dan TDS 335 mg/ Jurug di perbatasan Surakarta-Karanganyar menjadi lokasi tumpukan sampah plastik, yang rupanya dibuat sebagai tempat pembuangan sampah oleh warga setempat. Sampah-sampah itu dibakar. Di sebelahnya, ada peternakan babi dan tempat pemotongan ayam. Pekerja di pemotongan ayam berkata limbah dari ayam potong langsung dibuang ke sungai. Tingkat pH di titik ini tercatat 7,9 dan TDS 142 mg/l. Sampah di bawah jembatan Sungai Bengawan Solo, Karanganyar Jawa Tengah. SambadaDi Jembatan Gawan, Sragen, sampah-sampah plastik juga menumpuk, dari bungkus makanan hingga kemasan detergen. Bagian bawah tiang penyangga jembatan terlihat mulai terkikis. Di lokasi ini Tim riset Ecological Observation and Wetlands Conservation Ecoton pernah mendapati lebih dari popok dibuang di bawah Jembatan Gawan. Warga di pinggir sungai berkata air sungai tak layak untuk diminum. Untuk keperluan konsumsi, warga mengandalkan PDAM setempat. Di sini tercatat tingkat pH 7,9 dan TDS 142 mg/l. Sampah plastik juga menumpuk di tepi sungai Jembatan Babat-Tuban, yang saking tebalnya tumpukan bisa jadi tempat tetengger bagi warga yang memancing ikan. Di titik ini, tingkat pH tercatat 8,0 dan TDS sebesar 152 mg/l. Sementara di lokasi pelelangan ikan Ujungpangkah, desa pesisir di Gresik, terlihat sampah-sampah plastik bertebaran di tepi sungai. Nelayan-nelayan di sini mengeluhkan berbagai sampah dari hulu Bengawan Solo memadati muara saat musim hujan. Seorang nelayan bernama Ahmad bercerita timbunan sampah pada akhir 2019 baru lenyap dari muara sungai setelah selama sepekan terbawa arus ke Laut Jawa. Di titik ini tingkat pH tercatat 8,6 dan TDS sebesar 187 mg/l. Standar Kemenkes dan WHO Kementerian Kesehatan tahun 2010 menyebut total zat padat terlarut atau TDS merupakan salah satu parameter fisik untuk mengukur kualitas air minum. Batas maksimal TDS yang dibolehkan untuk dikonsumsi 500 mg/l. Sementara batas tingkat keasaman atau pH pada angka 6,5-8,5[4] . Pemerintah Indonesia juga mengatur tentang pengelolaan dan pengendalian pencemaran air pada 2001. Ia membagi air menjadi empat kelas kelas I untuk minum; kelas II untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, pertanaman; kelas III untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, pertanaman; dan kelas IV untuk mengairi pertanaman. Badan Kesehatan Dunia WHO punya standar untuk TDS, yakni di bawah mg/l untuk air yang masih bisa dikonsumsi. Namun, TDS terlalu tinggi mungkin tak akan cocok bagi konsumen karena rasa air sudah terkontaminasi dengan pipa air, pemanas air, dan peralatan rumah tangga lain. Kandungan TDS terlalu rendah juga mungkin tak cocok dengan konsumen karena rasanya hambar. Berdasarkan kelas standar yang ditetapkan Kemenkes dan WHO, baik dari parameter pH maupun TDS, secara umum kualitas air di daerah aliran sungai Bengawan Solo termasuk ke dalam kelas I-III, artinya masih dalam batas yang dapat diterima. Namun, kenyataan di lapangan, kondisi air yang berwarna, berlumpur, dan berbau membuat warga enggan menggunakannya. Banyak warga sudah tidak memanfaatkan air dari Bengawan Solo untuk kebutuhan rumah tangga. Tumpukan sampah di TPS Sedayu Lawas, Lamongan, Jawa Timur di dekat bibir Sungai Bengawan Solo. Sambada==========Proyek kolaborasi ini didukung dana hibah dari Internews Earth Journalism Network EJN, organisasi nirlaba lingkungan hidup; dan Resource Watch, platform data terbuka yang memanfaatkan teknologi, data, dan jaringan manusia untuk menghadirkan transparansi. - Sosial Budaya Reporter Hanif GusmanPenulis Hanif GusmanEditor Fahri Salam

Bekasi- Tempat pembuangan akhir (TPA) Burangkeng, milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, yang berada di Kecamatan Setu, sudah kelebihan kapasitas (overload). Tumpukan sampah menggunung mencapai ketinggian 25-30 meter. Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, Dodi Agus Suprianto, mengatakan belum ada

LUMAJANG - Tumpukan sampah terlihat di depan tempat pengungsian warga terdampak letusan Gunung Semeru, tepatnya di Posko Pengungsian Sekolah Dasar Negeri SDN 4 Supiturang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Koordinator Posko Pengungsian SDN 4 Supiturang, Muhammad Toha Mansyur di Kecamatan Pronojiwo, Kamis 9/12 mengatakan, saat ini pihaknya kesulitan mengelola sampah yang mulai menumpuk di depan tempat pengungsian tersebut. "Masalah sampah ini, kami kekurangan tim pengambilan. Mungkin bisa dibantu dari pihak dinas lingkungan hidup DLH yang terdekat, seperti dari Kabupaten Malang," katanya. Mansyur menjelaskan, pengambilan sampah, khususnya di tempat pengungsian, saat ini diperkirakan mengalami kendala akibat terputusnya Jembatan Geladak Perak di Kecamatan Pronojiwo. Sehingga, Kecamatan Pronojiwo hanya bisa diakses dari wilayah Kabupaten Malang. Ia menjelaskan, sampah yang ada di tempat pengungsian tersebut sudah empat hari tidak diambil petugas. Sampah-sampah tersebut terakhir kali diambil pada 6 Desember 2021. "Akses ke Lumajangtertutup. Mohon bantuannya," ujarnya. Selain sampah yang menumpuk, pada lokasi pengungsian juga terlihat tumpukan baju bekas. Baju-baju bekas tersebut, menurut Mansyur, hanya ditaruh di depan posko pengungsian dan tidak dilaporkan kepada para petugas. "Tiba-tiba ada orang datang menaruh baju. Ketika kita kejar, langsung pergi. Itu donatur yang tidak bertanggung jawab," ujarnya. Ia meminta para donatur yang akan memberikan sumbangan, khususnya pakaian bekas layak pakai, untuk bisa berkoordinasi dengan koordinator yang ada pada posko pengungsian. Koordinasi tersebut perlu dilakukan untuk pendataan. "Jadi untuk kawan-kawan yang menuju ke lokasi bencana, jangan sampai kalian membawa pakaian yang katanya layak pakai. Baju itu bekas dan tidak layak pakai. Jangan menimbulkan sampah lagi untuk donatur-donatur," katanya. Kecamatan Pronojiwo merupakan salah satu wilayah terdampak cukup parah akibat meningkatnya aktivitas Gunung Semeru yang terjadi pada 4 Desember 2021. Pada kecamatan tersebut, ada 10 lokasi pengungsian dengan jumlah pengungsi mencapai 525 jiwa. Gunung Semeru meletus pada 4 Desember 2021 dan mengeluarkan awan panas guguran mengarah ke Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kurang lebih pukul data Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB hingga Kamis 9/12 pukul WIB menyebabkan 43 orang meninggal dunia dan 104 orang luka-luka. Dari total warga yang mengalami luka tersebut, 32 orang mengalami luka berat dan sisanya luka sedang. sumber AntaraBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
\n\n tumpukan sampah yang ada di dekat tempat sampah
menggunungdiberbagai TPS di Kota Malang. Padahal, sampah menumpuk di tempat yang dilarang membuang sampah, sehingga menjadi tempat berkembang sekitar menghadapi tumpukan sampah yang terus bertambah. Timbulan sampah juga kerangka jalannya pengelolaan yang ada di TPA Supiturang ; Tabel 1.1 Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2021 NO. › Nusantara›Tumpukan Masalah Sampah Kota... Kelebihan beban TPA di Kota Tarakan merupakan puncak masalah akibat tak berjalannya penanganan sampah dari hulu ke hilir. Persoalan ini berkejaran dengan bertambahnya penduduk yang berimplikasi bertambahnya sampah. KOMPAS/SUCIPTOPekerja memilah sampah di tempat pemrosesan sementara TPS yang dikelola Kelompok Swadaya Masyarakat KSM Harapan Bangsa di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Sabtu 1/10/2022.Dua orang sedang memilah-milah sampah yang baru saja masuk ke tempat pemrosesan sementara yang dikelola Kelompok Swadaya Masyarakat Harapan Bangsa. Bau tak sedap menguar dari berbagai tumpukan sampah rumah tangga tersebut. Menggunakan sarung tangan, mereka memisahkan beberapa jenis sampah.”Ini yang sampah makanan kami pilah untuk pakan babi. Yang plastik, kardus, kertas, dan botol kami pisahkan juga,” kata salah satu dari mereka, Sabtu 1/10/2022 siang. Kelompok Swadaya Masyarakat KSM Harapan Bangsa mengelola tempat pemrosesan sementara TPS sampah-sampah yang ada di Kelurahan Karang Harapan, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Sampah dari rumah warga diangkut ke tempat ini agar terpilah untuk dipakai kembali reuse, dikurangi reduce, dan didaur ulang recycle.Pemerintah Kota Tarakan mengklaim TPS di sini merupakan salah satu yang terbaik dan berjalan konsisten. Kendati demikian, saat Kompas berkunjung ke TPS ini, kondisinya sangat jauh dari ideal. Dari 17 rukun tetangga RT di Kelurahan Karang Harapan, TPS di sini hanya mampu mengelola sampah di dua RT yang terdiri atas KSM Harapan Bangsa Sugiono mengatakan, bangunan TPS yang hanya sekitar 100 meter persegi tak mampu menampung sampah dari 17 RT yang padat penduduk. Selain itu, mereka hanya memiliki delapan pekerja untuk mengangkut, memilah, dan mengelola sampah dari angkut sampah yang mereka miliki hanya berupa sebuah mobil pikap. Mobil itu digunakan setiap hari untuk mengangkut sampah warga, kecuali hari Jumat. Adapun warga di 15 RT lain yang sampahnya tak terkelola TPS ini langsung membuang sampahnya ke tempat pemrosesan akhir TPA.”Dari sekitar 700 kilogram sampah yang masuk setiap hari, sekitar 200 kilogram yang bisa kami pilah dan sisanya sekitar 500 kilogram dibuang ke TPA,” juga Tampung 156 Ton Sampah Per Hari, TPA di Tarakan Kelebihan BebanKOMPAS/SUCIPTOSuasana tempat pemrosesan sementara yang dikelola Kelompok Swadaya Masyarakat Harapan Bangsa di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Sabtu 1/10/2022. Sebelum dibuang ke tempat pemrosesan akhir, sampah dari keluarga dipilah di tempat keluarga membayar iuran Rp setiap bulan. Dari keluarga, mereka bisa menghimpun dana sekitar Rp 34 juta per bulan untuk biaya operasional, seperti gaji delapan pegawai, biaya listrik, bensin, pengolahan sampah, dan perbaikan demikian, dana tersebut sulit diputar untuk memperbanyak mobil sebagai alat angkut. Jika jumlah kendaraan cukup, sampah dari 17 RT di kelurahan itu bisa diangkut ke TPS dan dipilah terlebih dahulu. Tak hanya itu, mereka juga butuh tambahan pekerja untuk memilah dan mengolah sampah dari 17 RT.”Tempatnya juga tak memungkinkan. Dari dua RT saja sudah sekitar 700 kilogram sampah masuk tiap hari. Ini saja sudah penuh,” tambah itu, pengelola TPS khawatir sampah yang menumpuk di TPS bakal mengeluarkan bau yang mengganggu warga jika volume sampah semakin banyak. Dengan perhitungan kasar, TPS ini bakal menerima sekitar 6 ton sampah dari 17 RT setiap hari. Meski di sekeliling TPS tak ada permukiman, sekitar 200 meter dari gedung TPS itu ada seperti ini terjadi hampir di semua TPS di Kota Tarakan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tarakan Hariyanto mengatakan, sedikitnya ada 15 TPS di Tarakan, tetapi tak berjalan optimal. Hal itu membuat banyak sampah langsung dikirim ke TPA tanpa dipilah-pilah terlebih dahulu di tingkat rumah tangga atau setahun belakangan TPA Aki Babu, Tarakan, kelebihan beban. Sampah yang sebelumnya bisa ditimbun dan diratakan kini sampai menggunung. Sedikitnya 156 ton sampah masuk ke TPA tersebut dari 20 kelurahan di Tarakan. Kepala UPT TPA Aki Babu Abdul Muin mengatakan, tumpukan sampah itu sempat longsor dan berhamburan ke kebun juga Penelusur Sejarah di Kota Tarakan Jiwa Muda, Berbeda, dan Pengingat BahayaKOMPAS/SUCIPTOSuasana di Tempat Pemrosesan Akhir Aki Babu, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat 30/9/2022. Setahun terakhir, sampah di tempat ini melebihi kapasitas TPA dengan rata-rata jumlah sampah masuk 156 ton per hari. TPA baru sedang ini, Pemerintah Kota Tarakan tak bisa berbuat banyak. Sampah yang masuk ke TPA hanya ditata sedemikian rupa agar tak terjadi longsor. Puluhan pemulung di TPA ini seolah menjadi harapan. Mereka turut mengurangi sampah di TPA ini, seperti sampah plastik untuk dijual, sampah makanan untuk pakan babi, hingga mengumpulkan kardus dan kertas untuk dijual 15 TPS yang sudah ada, pemerintah setempat berusaha mengaktifkannya kembali agar tak semua sampah langsung masuk ke TPA. Selain itu, akan dibuat TPS baru di sejumlah kelurahan padat penduduk.”Bertahap, yang mengusulkan ada kekurangan 12 unit TPS. Nanti akan direalisasikan bertahap, tergantung jumlah kepadatan penduduk,” kata Kepala DLH Kota Tarakan TPS yang tak berjalan, pemerintah juga terlambat menyiapkan lahan baru untuk menggantikan TPA Aki Babu. Akibatnya, TPA baru belum tersedia saat TPA Aki Babu sudah kelebihan muatan. Dari penghitungan DLH Kota Tarakan, TPA Aki Babu hanya mampu menampung sampah sekitar delapan bulan saja terhitung sejak awal Oktober 2022.”Tahun ini sudah mulai tahap pembangunan TPA baru di Juata Krikil. Lahan yang akan disiapkan 50 hektar. Sekitar 6 hektar insya Allah tahun depan bisa beroperasi,” ujar Wali Kota Tarakan sampah ini bakal memuncak jika tak tertangani tepat waktu. Pasalnya, pada Mei 2022, Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk Kota Tarakan jiwa. Jumlah itu diproyeksikan akan bertambah pada 2023 menjadi jiwa. Pertambahan jumlah penduduk tentu bakal berdampak terhadap bertambahnya produksi sampah warga. EditorSIWI YUNITA CAHYANINGRUM

Sampahtersebut terdiri dari material yang dapat didaur ulang menjadi barang sebesar 1,6 juta ton (33,9%), organik 0,7 juta ton (14,8%), sampah untuk sumber energi 2,4 juta ton (50,8%), dan sisanya 0,02 juta ton atau sekitar 23 ribu ton (0,4%) berakhir di TPA atau landfill. Data tersebut menunjukkan penerapan ekonomi sirkular di Swedia sudah

Sampah memang merupakan barang-barang tak berguna yang harus disingkirkan. Namun, bukan berarti Anda boleh membuangnya secara sembarangan. Alangkah lebih baik jika Anda menjalani kebiasaan memilah sampah secara konsisten dan membuangnya pada jenis tempat sampah yang tepat. Klasifikasi fungsi tempat sampah ditunjukkan melalui warna tempat sampah yang mengenal perbedaan fungsi tempat sampah berdasarkan warnanya, sebaiknya Anda memahami manfaat memilah sampah terlebih Manfaat Memilah SampahKebiasaan memilah sampah dapat mendatangkan beberapa manfaat berikut iniMembantu mengurangi tumpukan sampah yang biasanya rentan mengganggu kenyamanan lingkungan. Tumpukan sampah yang berlebihan kerap menutupi lajur jalan sehingga mengganggu pengguna jalan polusi udara akibat bau tak sedap sampah atau asap yang berasal dari kebiasaan membakar proses daur ulang sesuai jenis sampah. Misalnya, sampah organik dedaunan dan sisa makanan bisa diolah menjadi pupuk kompos atau sampah anorganik plastik, kaleng, dan botol dapat diolah menjadi bahan baku kemasan baru atau produk daur ulang nilai ekonomi sampah karena bisa menghasilkan produk daur ulang yang laku risiko kerusakan lingkungan karena kontaminasi sampah anorganik yang sangat sulit Fungsi Tempat Sampah Berdasarkan WarnanyaSetelah mengenal manfaat memilah sampah, pasti kini Anda tergugah untuk memisahkan jenis-jenis sampah dan membuangnya di tempat sampah yang tepat. Beberapa fungsi tempat sampah berdasarkan perbedaan warnanya adalah sebagai berikutHijau jenis tempat sampah ini berfungsi menampung sampah organik yang mudah terurai, misalnya sisa-sisa makanan, bahan makanan mentah, dedaunan kering, dan kotoran hewan. Sampah organik sebaiknya diangkut dan diolah secara teratur setiap beberapa hari sekali supaya tidak menumpuk terlalu lama hingga menimbulkan bau tak sedap dan mengundang kedatangan tempat sampah berwarna kuning memuat sampah anorganik berupa kaleng, plastik, dan styrofoam. Jika diolah dengan cara yang tepat, sampah anorganik bisa menjadi produk daur ulang atau bahan baku kemasan baru yang lebih ramah tempat sampah berwarna biru bermanfaat untuk menampung sampah kertas untuk mempermudah daur ulang. Biasanya kertas-kertas yang sudah dikumpulkan diolah menjadi bubur kertas lalu kembali dicetak menjadi kertas siap jenis tempat sampah ini memang jarang dijumpai di tempat umum. Padahal, fungsi tempat sampah abu-abu sangat penting untuk menampung sampah jenis residu atau ampas, misalnya popok bayi bekas pakai, pembalut bekas, dan permen karet. Sampah residu tidak boleh dicampurkan dengan jenis sampah lain karena biasanya lebih rentan mengandung tempat sampah merah digunakan untuk menempatkan sampah berupa pecahan kaca, bahan kimia, komponen elektronik, serta Bahan Berbahaya dan Beracun B3. Penanganan sampah ini harus dilakukan dengan prosedur yang ketat supaya tidak menimbulkan luka, kecelakaan, atau penyebaran zat mengetahui manfaat memilah sampah dan fungsi tempat sampah, Anda pasti termotivasi untuk memisahkan sampah secara cermat ketika membuangnya. Masalah sampah yang menimbulkan bau tak sedap juga tak akan mengganggu lagi bila Anda mengatasinya dengan Wipol Karbol. Produk karbol wangi yang satu ini bukan hanya ampuh membunuh kuman karena diperkaya formula Pine Action, melainkan juga ampuh menghilangkan bau dengan keharuman jangan tunggu sampai tumpukan sampah di rumah menimbulkan bau tak sedap. Lakukan proses pemilahan sampah dengan benar dan gunakan Wipol karbol di sekitar tempat sampah untuk menghilangkan bau tak sedap.

Sekitar10 menit mengapung tanpa deru mesin, seorang awak perahu berteriak. “Ada sampah nyangkut di baling-baling.” Para penumpang menunggu kabar baik, termasuk saya yang pertama kali berada di perahu mogok pada malam hari. Khawatir jika harus menghabiskan malam yang dingin di perahu mogok tanpa persediaan cukup.
jWzx.
  • m5ua5paj6h.pages.dev/203
  • m5ua5paj6h.pages.dev/35
  • m5ua5paj6h.pages.dev/103
  • m5ua5paj6h.pages.dev/29
  • m5ua5paj6h.pages.dev/32
  • m5ua5paj6h.pages.dev/318
  • m5ua5paj6h.pages.dev/33
  • m5ua5paj6h.pages.dev/68
  • m5ua5paj6h.pages.dev/51
  • tumpukan sampah yang ada di dekat tempat sampah